Bahaya Listrik
Bahaya listrik dibedakan menjadi dua, yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer
adalah bahaya-bahaya yang disebabkan oleh listrik secara langsung,
seperti bahaya sengatan listrik dan bahaya kebakaran atau ledakan.
Sedangkan bahaya sekunder adalah bahaya-bahaya yang
diakibatkan listrik secara tidak langsung. Namun bukan berarti bahwa
akibat yang ditimbulkannya lebih ringan dari yang primer. Contoh bahaya
sekunder antara lain adalah tubuh/bagian tubuh terbakar baik langsung
maupun tidak langsung, jatuh dari suatu ketinggian, dan lain-lain.
Dampak sengatan listrik bagi manusia antara lain adalah:
- Gagal kerja jantung (Ventricular Fibrillation), yaitu berhentinya denyut jantung atau denyutan yang sangat lemah sehingga tidak mampu mensirkulasikan darah dengan baik. Untuk mengembalikannya perlu bantuan dari luar.
- Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat (suffocation) yang dialami oleh paru-paru.
- Kerusakan sel tubuh akibat energi listrik yang mengalir di dalam tubuh,
- Terbakar akibat efek panas dari listrik.
Tiga Faktor Penentu Tingkat Bahaya
Listrik. Ada tiga faktor yang menentukan tingkat bahaya listrik bagi
manusia, yaitu tegangan (V) , arus (I) dan tahanan (R) . Ketiga faktor
tersebut saling mempengaruhi antara satu dan lainnya yang ditunjukkan
dalam hukum Ohm, Tegangan (V) dalam satuan volt (V) merupakan tegangan
sistem jaringan listrik atau sistem tegangan pada peralatan. Arus (I)
dalam satuan ampere (A) atau mili- ampere (mA) adalah arus yang mengalir
dalam rangkaian, dan tahanan (R) dalam satuan ohm, kilo ohm atau mega
ohm adalah nilai tahanan atau resistansi total saluran yang tersambung
pada sumber tegangan listrik. Bila dalam hal ini titik perhatiannya pada
unsur manusia, maka selain kabel (peng-hantar), sistem pentanahan, dan
bagian dari peralatan lain, tubuh kita termasuk bagian dari tahanan
rangkaian tersebut.
Tingkat bahaya listrik bagi manusia, salah satu faktornya ditentukan oleh tinggi rendah arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh kita. Sedangkan kuantitas arus akan ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh manusia serta tahanan lain yang menjadi bagian dari saluran. Berarti peristiwa bahaya listrik berawal dari sistem tegangan yang digunakan untuk mengoperasikan alat. Semakin tinggi sistem tegangan yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat bahayanya. Jaringan listrik tegangan rendah di Indonesia mempunyai tegangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.5 dan sistem tegangan yang digunakan di Indonesia adalah: fasa-tunggal 220 V, dan fasa-tiga 220/380 V dengan frekuensi 50 Hz. Sistem tegangan ini sungguh sangat berbahaya bagi keselamatan manusia.
Tingkat bahaya listrik bagi manusia, salah satu faktornya ditentukan oleh tinggi rendah arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh kita. Sedangkan kuantitas arus akan ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh manusia serta tahanan lain yang menjadi bagian dari saluran. Berarti peristiwa bahaya listrik berawal dari sistem tegangan yang digunakan untuk mengoperasikan alat. Semakin tinggi sistem tegangan yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat bahayanya. Jaringan listrik tegangan rendah di Indonesia mempunyai tegangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.5 dan sistem tegangan yang digunakan di Indonesia adalah: fasa-tunggal 220 V, dan fasa-tiga 220/380 V dengan frekuensi 50 Hz. Sistem tegangan ini sungguh sangat berbahaya bagi keselamatan manusia.
0 komentar:
Posting Komentar