welcom

Sabtu, 23 November 2013


Ilustrasi ilmu bela diri

Pencak silat merupakan ilmu bela diri khas masyarakat Asia bagian tenggara yang meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Filipina, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Myanmar. Kata pencak silat sendiri merupakan kata majemuk yang terdiri atas kata pencak dan silat.
Istilah pencak digunakan oleh masyarakat suku Jawa, Madura, dan Bali, sedangkan kata silat sendiri banyak digunakan di daerah melayu, seperti di Malaysia, Brunei, Filipina Selatan, Thailand Selatan, dan Singapura.
 Di Sumatera Barat dikenal dengan silek,sedangkan di Sunda dikenal dengan istilah maenpo (maen poho). Di Indonesia induk organisasi silat berada di bawah naungan Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI).
Pencak silat setidaknya mengandung empat aspek utama, yaituilmu bela diri, seni budaya, mental spiritual, dan olahraga. Silat sebagai ilmu bela diri, yaitu kemampuan penguasaan ilmu silat untuk melakukan pembelaan diri secara efektif. Silat sebagai seni karena gerakan-gerakan dalam pencak silat dapat menampilkan keindahan dan keselarasan gerak.
Adapun silat sebagai mental-spiritual mengajarkan budi pekerti luhur yang berlandaskan gerak, cipta, rasa, dan karsa yang diimplikasikan dalam pengendalian diri dan mewujudkannya ke masyarakat yang aman, menenteramkan, sejahtera, dan membahagiakan yang berlandaskan ketuhanan. Sedangkan pencak silat sebagai olahraga bertujuan untuk mendapatkan kesegaran jasmani dan pencapaian prestasi.
Istilah dalam Ilmu Bela Diri Pencak Silat
Sikap dan Gerak 
Ilmu bela diri pencak silat merupakan sistem yang terintegrasi antara sikap (posisi) dan gerak atau pergerakan. Saat seorang pesilat melakukan gerakan silat, sikap dan gerakannya posisinya bisa bertahan atau menyerang, sikap ini akan terus berubah mengikuti perubahan sikap dan gerakan lawan. Sekiranya seorang pesilat harus menyerang, ia akan menyerang dengan cepat dan berusaha untuk mengalahkan lawan dengan risiko seminal mungkin.
Teknik 
Ilmu bela diri pencak silat memiliki banyak sekali bentuk bertahan dan menyerang. Yang biasa digunakan adalah kepalan tangan, telapak tangan, siku, kaki, lutut, telapak kaki, tumit kaki, dengkul, sabetan, menangkap, mengunci, menarik, membanting, mematahkan, sapuan, tipuan, dan sebagainya. Itulah teknik-teknis bela diri silat.
Jurus
Setiap orang yang ingin menguasai ilmu bela diri silat harus juga melatih jurus-jurus. Jurus merupakan rangkaian gerakan tubuh dan anggota tubuh, baik untuk bagian atas maupun bawah. Jurus-jurus ini nantinya dijadikan sebagai panduan atau modal awal untuk menguasai gerakan-gerakan silat selanjutnya secara refleks. Biasanya jurus dipraktikkan secara sendiri atau berpasangan.
Tingkat Penguasaan Ilmu Bela Diri Silat
1. Pemula
Yang diajarkan dalam tahap ini adalah gerakan atau jurus dasar, seperti kuda-kuda, teknik tendangan, pukulan, tangkisan, elakan atau hindaran, bantingan, tangkapan sampai rangkaian jurus dasar.
2. Menengah
Tingkat penguasaan menengah, yaitu penguasaan gerakan dasar dan aplikasi, pemahaman, variasi, dan improvisasi. Pada tahap ini kemampuan dan bakat akan terlihat, misalnya bakat olahraga, seni ataupun bela diri bebas.
3. Pelatih
Pada tingkat ini, seorang pelatih menduplikasikan pengalaman berlatih, jurus, sampai kepada prinsip-prinsip dasar perguruan kepada peserta didik baru. Seorang pelatih biasanya menguasai ilmu silat dari perguruan tempat ia berasal.
Pelatih biasanya menguasai teknik-teknik bela diri perguruan yang diberikan karena telah dipercaya dan dianggap mampu secara teknik maupun moral, karena biasanya jurus-jurus ilmu bela dirisilat ini sangat rahasia dan mematikan.
4. Pendekar atau Jawara
Tingkat pendekar, yaitu seorang pesilat yang telah diakui kehebatan ilmunya dan diakui oleh perguruan lain. Pendekar atau jawara ini umumnya menguasai ilmu-ilmu tingkat tinggi.
Kategori Perguruan Pencak Silat
1. Perguruan Pencak Silat Tradisional
Perguruan pencak silat tradisional memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
  • Pimpinan pusat atau pucuk pimpinannya secara turun-temurun adalah keluarga.
  • Penerimaan dan kenaikan tingkat melalui seleksi melalui ritual dan upacara perguruan.
  • Metode pengajarannya secara monologis.
  • Pelanggaran terhadap perguruan dikenakan sanksi hukuman sampai pemecatan.
  • Tidak menggunakan bentuk tertulis yang berkenaan dengan metode pengajaran dan perguruan, semuanya diajarkan secara lisan.
  • Tidak memungut biaya dari anggotanya.
  • Segala kegiatan perguruan didanai oleh pimpinan atau pemilik perguruan.
2. Perguruan Pencak Silat Modern
Perguruan pencak silat moder memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 
  • Pimpinan, pengurus, dan ketua cabang dipilih dari anggota perguruan yang dinilai mampu dan kompeten.
  • Bersifat terbuka, sehingga siapa pun bisa menjadi anggota.
  • Tidak mengadakan seleksi dan percobaan dalam penerimaan.
  • Metode pengajaran bersifat dialogis, analitis, dan aplikatif.
  • Penegakan disiplin dan penyadaran melalui argumen.
  • Perguruan dilengkapi dengan atribut dan bentuk pengajaran secara tertulis.
  • Memungut biaya dari anggota.
3. Perguruan Pencak Silat Peralihan
Perguruan jenis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 
  • Puncak pimpinan diwariskan secara turun-temurun, tapi kepengurusan ditempati oleh anggota yang aktif, loyal, dan andal.
  • Penerimaan calon anggota baru melewati tahapan dan yang diterima akan diberi status anggota sementara.
  • Metode pengajaran bersifat dialogis yang berkenaan dengan silat.
  • Disiplin perguruan ditegakkan lewat nasihat-nasihat
  • Tidak memungut iuran dari anggota, tapi tidak menolak jika ada sumbangan dari anggota atau dari luar.
  • Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan dan sumbangan dari donatur.
Aliran Pencak Silat di Indonesia
Terdapat banyak aliran pencak silat yang ada Indonesia. Setiap aliran berkembang lagi menjadi aliran baru. Dari sekian banyaknya aliran pencak silat, lima di antaranya yang termasyhur adalah sebagai berikut. 
1. Silek Harimau dari Sumatera Barat
Silat atau silek dalam bahasa Minang mempunyai bermacam gerakan lincah, seperti menendang, mengunci, memukul, menahan, bertarung rendah, bertarung tangan kosong maupun menggunakan senjata. Langkah dalam gerkan silek harimau mirip langkah orang yang sedang berjalan dengan posisi lebih sering terbuka, tapi siaga dengan kombinasi gerakan menarik perhatian dan kuat.
Gerakan-gerakan selanjutnya menyerupai harimau yang siap menyerang mangsanya. Salah satu cirinya dapat dilihat dari tangan yang selalu terbuka mirip seperti cakar harimau. Pendiri silek harimau adalah Datuak Suri Dirajodi Pariangan, di daerah Padang Panjang sekitar tahun 1119 M.
2. Silat Cimande dari Jawa Barat
Dalam praktiknya, kata Cimande memiliki lima aspek, yaitu aspek olahraga, seni budaya, ilmu bela diri, spiritual, dan pengobatan. Aspek pengobatan termasuk pijat atau urut dan pengobatan patah tulang telah dikenal banyak orang.
Silat cimande kali pertama diperkenalkan oleh Abah Sakir yang berasal dari Kecamatan Cimande, Bogor. Ciri dari aliran ini ada pada kekuatan memukul dan kekuatan bertahan. Silat Cimande jarang menghindari serangan lawan. Setiap serangan dibalas dengan serangan juga. 
Jurus Cimande lebih sederhana dan praktis, lebih banyak mempergunakan gerakan tangan daripada kaki dan lebih banyak bergerak di atas dengan sikap tangan terbuka. Kekuatan tangan menjadi andalan aliran silat ini.
3. Silat Merpati Putih dari Yogyakarta
Aliran perguruan ini telah ada sejak tahun 1550, diperkenalkan oleh Saring Budi Purnomo, sedangkan guru besar Merpati Putih adalah Purwoto Hadi Purnomo (Mas Poeng). Perguruan Merpati Putih (MP) berkembang tidak hanya di Indonesia, tapi juga sudah memiliki cabang di berbagai negara Eropa, Jepang, Timur Tengah, dan Amerika. MP terkenal dengan Batako (bela diri tangan kosong).
4. Silat Cingkrik dari Betawi
Salah satu dari aliran pencak silat di Jawa Barat, yaitu Cingkrik yang diklaim sebagai silatnya si Pitung, jagoan dari Betawi. Cingkrik berasal dari kata jingkrak-jingkrik yang berarti gerak-gerik.
Saat ini yang masih bertahan adalah aliran silat Cingkrik Goning. Karakter gerakan Cingkrik banyak mengandalkan takedown atau bantingan. Kurang lebih ada 80 teknik bantingan yang dapat dipelajari sampai tamat.
Cingkrik sangat mengandalkan kecepatan serangan. Gerakan aliran silat ini sepintas seperti gerakan monyet yang lincah. Pesilat Cingkrik diharuskan untuk melakukan gerakan yang cepat, tapi bertenaga dengan tidak meninggalkan keindahan gerak. Saat ini aliran silat Cingkrik dinakhodai oleh Tb. Bambang Sudradjat yang melatih Cingkrik cabang Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
5. Perisai Diri
Aliran silat Perisai Diri diciptakan oleh Pak Dirdjo yang telah mempelajari lebih dari 150 aliran silat nusantara dan Kung Fu Shaolin selama 13 tahun. Teknik aliran silat ini mengedepankan gerakan yang praktis dan efektif, yang berdasarkan pada elakan yang sulit ditangkap dan serangan yang maksimal.
Aliran silat ini banyak memiliki cabang di berbagai kota di Indonesia dan juga berbagai negara di dunia, seperti negara di Eropa, Jepang, Australia, dan Amerika.
Silat Perisai Diri memiliki 19 teknik yang disesuaikan dengan kebutuhan dan anatomi tubuh. Sembilan belas teknik tersebut dikelompokkan pada sepuluh bagian, yaitu (1) pengosongan, peringanan, dan pemberatan tubuh; (2) gerak merampas dan merusak; (3) menangis dan mengunci; (4) menghindar dan mengelak; (5) gerak melompat; (6) menolak, menebang, dan melempar; (7) serangan, tangan, kaki, dan badan; (8) pengaturan napas; (9) penyaluran tenaga; dan (10) pengaturan senjata.
Bagi Anda yang ingin belajar ilmu bela diri khas negeri sendiri, ada baiknya Anda memasukkan pencak silat sebagai salah satu piliha

0 komentar:

Posting Komentar